Saudara-saudara Sekalian.
Dalam kehidupan kita sehari-hari seringkali kita dihadapkan kepada situasi yang kurang menyenangkan. Situasi ini bisa datang dari mana saja di lingkungan kita.Dari dalam keluarga bisa saja datang dari istri, anak, orang tua, saudara dan lain-lain, sementara itu dari luar keluarga situasi ini bisa saja berasal dari lingkungan tempat kerja seperti dari bawahan , teman sejawat , atasan, pelanggan, dan lain sebagainya. Bermacam ragam peristiwa tidak menyenangkan hati ini bisa kita terima.
Seperti halnya siapapun juga, maka saya juga pernah mengalami hal serupa. Betapa sebuah perbuatan kecil dapat berakibat besar kalau situasinya tidak tepat. Mungkin saya tidak akan menceritakan secara detail tentang peristiwa apa, namun ada beberapa hal yang seakan menjadi pencerahan bagi pribadi saya.
Siapapun juga tidak ingin mencari masalah dengan orang-orang sekelilingnya. Apakah itu berasal dari ucapan ,perbuatan ,tulisan atau hal lainnya. Saya tergerak dengan penyampaian pimpinan saya dalam sebuah acara pembinaan rohani. Bahwa dalam situasi yang bernuansa keagamaan mengapa kita semua bisa menjadi sebuah pribadi yang santun serta menyenangkan. Menyampaikan sesuatu dengan cara yang bijaksana, sehingga yang dimaksud bisa kesampaian tanpa menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.
Saya bertanya-tanya kenapa kita sulit untuk menjadi pribadi mulia, padahal kita sudah berusaha. Apakah yang kurang pada diri kita sehingga ada orang yang "marah" kepada kita atau perbuatan kita. Padahal dulu kita adalah orang-orang yang santun dan terbuka.
Seringkali saya termenung mengapa saya harus memendam sebuah kebencian dihati saya. Mengapa kita tidak membuka hati untuk menerima saudara-saudara kita apa adanya. Memang sering saya memendam pertanyaan dalam hati apakah memang sulit untuk menjadi orang yang "dapat diterima" apakah memang susah menjadi orang yang "disukai", apakah begitu sukar menjadi orang "berharga".
Hati manusia begitu luasnya sehingga sanggup menerima besarnya kekuasaan Allah melalui ciptaan-Nya. Lalu mengapa disaat-saat tertentu hati itu menjadi begitu kecil sehingga tidak bisa menampung sedikit realita ?Mengapa kita merasa begitu tersiksa hanya karena orang lain tidak merasakan apa yang kita rasa.
Saudara-saudara, lima bulan lamanya saya merenung untuk mencari jawaban atas semua pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiriran saya, dan ternyata jawabannya hanya sederhana yaitu "BUKALAH HATI UNTUK MENJADI PRIBADI YANG SANTUN" dan cara yang paling sederhana mulai saat ini adalah "kurangi bicara" atau bicaralah yang baik-baik saja kalau memang harus bicara.
DD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar